Dongeng Putri Salju
Dahulu, ada seorang Ratu melahirkan putri cantik dengan pipi merah, kulit putih dan rambut hitam. Bayi itu diberinya nama Putri Salju. Sudah bertahun-tahun sang Ratu mendambakan kelahiran anaknya.Sewaktu hamil muda sang Ratu yang sedang menjahit syal terkena jarum hingga jarinya mengeluarkan darah. Darah merah itu jatuh ke tumpukan salju yang putih. Karena itu ketika anaknya lahir diberi nama Putri Salju.
Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak dapat menemani lebih lama di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia. Beberapa tahun kemudian ayahnya menikah lagi.
Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira, tetapi sifatnya penuh iri dan dengki. Hanya mementingkan diri sendiri. Ratu Elvira mempunyai benda ajaib yang paling disayanginya, yaitu sebuah cermin ajaib.
Setiap hari ia bertanya kepada cerminnya," Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?"
Cermin itu menjawab,"O, Ratu, engkaulah wanita paling cantik di dunia!"
Tetapi, Putri Salju semakin besar dan setiap hari menjadi semakin cantik. Pada suatu hari, ketika Ratu bertanya," Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia hari ini?"
Kali ini cermin memberi jawaban lain. "O, Ratu, Putri Salju adalah wanita paling cantik di dunia!" Seketika wajah Ratu cemberut, pucat dan marah.
Hatinya penuh iri dan dengki, Ia tidak ingin ada wanita di dunia ini yang menyamai kecantikannya apalagi lebih cantik darinya.
Sejak peristiwa itu, Ratu sangat membenci Putri Salju, kebencian yang tak bisa dibendungnya. Ia berusaha mempercantik diri. Semua alat kecantikan dipakai, bedak termahal dan langka sudah dicobanya, namun semua itu seperti tak ada hasilnya.Sedangkan semakin hari, Putri Salju semakin cantik. Dengan rasa marah, Ratu memanggil seorang pemburu.
"Bawalah putri Salju ke hutan," perintahnya. "Bunuh dia dan bawa jantungnya kepadaku."
Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi hatinya ragu. Melihat gadis polos yang tak berdosa itu, ia tak tega untuk membunuhnya. Berkatalah si Pemburu, " Larilah dan jangan kembali!"
Setelah gadis itu lari, si pemburu kebingungan. Bagaimana caranya ia menghadap Ratu dengan membawa jantung gadis itu. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari hewan di hutan. Hewan itulah yang jantungnya akan dipersembahkan kepada Ratu Elvira.
Putri Salju tak tahu jalan dan ia sangat takut. "Oh, kemana aku harus pergi?" tangisnya. Ia terus berjalan seorang diri.
Akhirnya, ia melihat sebuah pondok di tempat terbuka. Di luar dingin, maka Putri Salju mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan aneh! Ada tujuh kursi kecil dan tujuh piring kecil. Di sepanjang dinding ada tujuh ranjang kecil. Tidak ada orang. Putri Salju masuk, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena capai ia tertidur.
Putri Salju segera tidur pulas. Ia tidak tahu bahwa pondok itu milik tujuh kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari, mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin.
"Astaga! Ada orang di sini!" seru salah satu kurcaci. Ia terkejut ketika melihat Putri Salju tidur di ranjang. Karena seruan itu, Putri Salju terbangun dan ketujuh kurcaci datang mengerumuninya.
"Maafkan aku.....aku telah tertidur di rumah kalian....!" kata Putri Salju dengan rasa bersalah.
"Tidak mengapa, siapa namamu?" tanya kurcaci merah.
Semua kurcaci terpana melihat kecantikan Putri Salju yang mempesona, anggun dan berwibawa.
"Namaku Putri Salju....?"
Putri...? Kau berasal dari istana...?"
"Ya, aku terpaksa melarikan diri karena hendak dibunuh oleh ibu tiriku."
Putri Salju bercerita tentang Ibunya, Si Ratu yang jahat yang menyuruh seorang pemburu untuk membunuhnya di hutan. Setelah bercerita, gadis itu menjadi sedih sehingga ia mulai menangis.
"Cup, cup, cuuup..!" kata si kurcaci yang baik itu. "Tinggallah bersama kami. Di sini engkau aman dari kejahatan ibu tirimu."
Putri Salju dengan senang hati menerima tawaran itu. "Terima kasih...terima kasih kalian telah memperbolehkan aku tinggal di tempat ini. Aku akan membantu kalian bersih-bersih dan merawat rumah ini."
Di istana, lagi-lagi Ratu Elvira berdiri di depan cermin ajaibnya. Ia tidak tahu kalau pemburu itu sebenarnya tidak menjalankan perintahnya. Jantung yang diperlihatkannya adalah jantung binatang buruan, bukan jantung Putri Salju.
Sambil mengusap tangan dengan penuh rasa puas. Ratu tersenyum dan berkata.
"Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?"
Ia berharap tak ada lagi wanita yang lebih cantik darinya. Apalagi Putri Salju sudah dibunuh. Tak disangka, cermin itu menjawab.
"O, Ratu, Putri Saljulah wanita tercantik di dunia. Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci, di sanalah Putri Salju berada."
"Tidaaaaak........!" Sang Ratu menjerit marah. "Beraninya pemburu itu menipuku, aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri."
Ratu Elvira memerintahkan prajurit kepercayaannya untuk menangkap si pemburu dan membawanya ke istana untuk dibunuh, namun pemburu itu telah meninggalkan rumahnya.
Sang Ratu semakin marah, kebenciannya terhadap Putri Salju makin meluap-luap. Ia merencanakan tindakan untuk membalas dendam.
Keesokan harinya, ketujuh kurcaci berangkat kerja. Putri Salju turun merapikan pondok itu sambil bersenandung. Ia menyapu dan mengepel lantai, juga membersihkan perabot rumah tangga.
Hidup di tengah hutan, di rumah yang sangat sederhana. Jelas berbeda dengan di istana yang fasilitasnya serba lengkap, namun di tempat ini Putri Salju nampak gembira, ia melakukan semua pekerjaannya dengan senang hati.
Tak lama kemudian, seorang nenek-nenek mengetuk pintu. Nenek itu membawa berbagai macam dagangan, bermacam-macam baju dan pita aneka warna.
Dengan lemah lembut nenek itu berkata. "Lihatlah barang-barang bagus ini, nak," katanya membujuk.
Putri Salju tertarik, ia membuka pintu, nenek itu mengeluarkan berbagai barang dagangannya. Putri Salju terpesona. Ia mencoba memakai salah satu baju.
"Hem...cantik sekali baju putih ini, akan lebih mempesona lagi jika kau memakai pita merah ini." kata si nenek tua.
Ia membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita merah jambu di lehernya untuk mencobakannya.
Tiba-tiba wanita itu mengetatkan ikatannya! Putri Salju tercekik, nafasnya gelagapan dan akhirnya gadis itu jatuh ke tanah.
Si nenek tua tertawa kesenangan, ia membuka topengnya. Ternyata ia adalah Elvira si Ratu Jahat. Bergegas wanita ini meninggalkan Putri Salju yang terkapar di lantai.
"Mampus kau anak Sialan!" geram Ratu Elvira.
Selama beberapa jam Putri Salju tergeletak di lantai. Sore harinya para kurcaci datang. Mereka kaget melihat Putri Salju tergeletak dengan pita melilit dilehernya. Mereka melepas pita itu dan beramai-ramai mengangkat gadis itu ke atas kasur untuk istirahat. Tak lama kemudian Putri Salju sadar dan bisa bernafas dengan lancar.
"Siapa yang melakukan kejahatan ini?" tanya kurcaci.
"Seorang nenek pedagang kain keliling." jawab Putri Salju.
"Hati-hati dia itu adalah Ratu Elvira yang sedang menyamar."
Malam berlalu dengan tenang. Para kurcaci waspada berjaga bergantian, kalau-kalau si Ratu Jahat melancarkan serangan, tapi sampai pagi tak ada kejadian apa-apa.
"Ingat kau harus waspada!" kata kurcaci. Sebelum berangkat kerja, mereka berpesan jangan membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal.
"Ya, akan kuingat pesan kalian. Selamat Jalan.....!" kata Putri Salju.
"Kau tak usah bersih-bersih rumah. Istrirahatlah agar tenagamu pulih kembali." pesan kurcaci.
"Ya, terima kasih." kata Putri Salju.
Sementara itu, lagi-lagi cermin ajaib memberi tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun marah dan ia menyamar lagi, kini sebagai nenek ramah penjual sisir.
Nenek itu mengetuk pintu.
Ingat pesan kurcaci, maka Putri Salju tidak membukakan pintu.
"Oh, anak cantik, aku hanya pedagang sisir yang malang. Bukalah pintumu, kau boleh melihat betapa indahnya sisir ini. Jika kau suka boleh kau beli, jika tidak suka tidak mengapa. "Bujuk si nenek tua.
Lama-lama, Putri Salju kasihan, ia membuka pintu dan membeli sisir. Ketika dipakai menyisir rambutnya yang panjang, ia pun tergeletak di lantai karena sisir itu mengandung racun yang menyumbat pernafasannya.
Untunglah para kurcaci segera datang, mereka segera memberikan pertolongan. Putri Salju selamat dari usaha pembunuhan si Ratu Jahat.
Bukankah sudah kami ingatkan kau tak boleh membukakan pintu pada orang-orang yang tak dikenal." ujar kurcaci.
"Ya, maafkan aku lupa...aku kasihan pada nenek itu. Tak kusangka kalau ia berniat jahat." jawab Putri Salju.
"Ratu jahat akan terus berusaha mencelakakanmu, maka kau harus waspada," kata kurcaci.
Kali ini para kurcaci menjadi geram. "Siapa pun tidak boleh masuk rumah," kata mereka tegas.
"Ya, siapa saja. Tak peduli nenek-nenek tua atau kakek-kakek tua. Selain kami tidak boleh ada yang memasuki rumah ini!" kata kurcaci marah.
"Putri yang baik, kau harus patuh, tidak boleh keluar rumah, tidak boleh memasukkan orang ke rumah. Semua ini demi keselamatanmu sendiri."
"Baik, aku akan tinggal di dalam rumah sampai kalian pulang kerja."sahut Putri Salju.
Ketika Ratu mengetahui dari cermin bahwa ia gagal lagi, kemarahannya memuncak. "Kali ini aku tak boleh gagal, anak ingusan itu harus benar-benar mati!"
Ratu Elvira berpikir keras, harus menyamar apalagi untuk membunuh Putri Salju. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi penjual buah keliling.
Keesokan harinya, Ratu membawa sekeranjang apel beracun dan mengetuk pintu pondok kurcaci.
Putri Salju ingat pesan kurcaci. Ia tak membukakan pintu. Ratu terus mengetuk pintu hingga puluhan kali. Karena tak dibuka-buka, maka berkatalah si Ratu Jahat.
"Hai anak manis....Pintunya tidak usah dibuka, tetapi cobalah buah apel yang matang ini. Rasanya segar dan nikmat sekali. Gratis, tak usah bayar!"
Putri Salju membuka jendela dan menerima apel merah yang nampak segar itu dari si nenek tua.
"Ayo cepat gigit! Kau akan merasakan betapa segar dan manisnya apel ini!" bisik si nenek tua.
Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum itu dan menggigitnya sepotong besar. Hanya beberapa saat setelah ia menggigit apel itu, tubuhnya kejang lalu jatuh tersungkur ke lantai.
Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju tergolek di lantai.
"Ini Pasti perbuatan si Ratu Jahat....!"
Mereka berusaha untuk menyelamatkan Putri Salju. Namun sia-saia saja. Sang Putri tergeletak diam dan dingin. "Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia. "ratap para kurcaci sedih.
Sementara itu, jauh di istana, Ratu berdiri penuh keangkuhan di depan cerminnya,"Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?"
Cermin menjawab," Ratu Elvira, wanita tercanitk di dunia."
Hihihihihi......! Akhirnya aku berhasil menyingkirkan gadis itu. Sekarang akulah wanita tercantik di dunia!"
Ratu Elvira puas, gadis saingannya sudah mati. Jika Putri Salju masih hidup , di belakang hari bukan tidak mungkin akan menggugat dan merebut tahta kerajaan ayahnya.
"Sekarang hanya aku pewaris tahta kerajaan ini." desis ratu Elvira.
Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pipi gadis itu masih semerah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni.
"Gadis ini seperti belum mati, tapi ia tak bernafas, apa yang harus kita lakukan?"
Segera mereka mengumpulkan bahan dan bekerja keras saling bahu membahu. Tak beberapa lama kemudian, jadilah peti mati yang terbuat dari kaca itu.
Selanjutnya dengan sangat hati-hati mereka membaringkan Putri Salju di dalamnya.
Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Sepasang pipinya masih merona merah, kulitnya putih seputih salju.
Para kurcaci menghentikan kegiatannya. Mereka tidak lagi bekerja di Tambang. Dengan penuh kesedihan mereka menunggui peti kaca itu. Siang malam para kurcaci berjaga di samping peti.
Pada suatu petang, lewatlah seorang pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta. "Aku mohon pada kalian, ijinkan aku membawanya pulang. Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana."
Para kurcaci melihat kesungguhan pada wajah pangeran, akhirnya mereka setuju.
"Ya, sudah selayaknya ia tinggal di istana karena ia memang putri raja."
Digotonglah peti kaca itu oleh beberapa pelayan Pangeran. Mereka menuruni gunung menuju perkampungan penduduk.
Dalam perjalanan, menuruni gunung. Pada suatu ketika salah seorang pelayan pengusung peti tersandung. Peti kaca berguncang. Tiba-tiba dari mulut Putri Salju keluar secuil apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya.
Putri Salju membuka matanya dan memandang Pangeran. Sang Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata berbinar ia berkata,"Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?" kata Pangeran.
Putri Salju mengangguk bahagia.
"Kalau begitu ikutlah ke istanaku." kata Pangeran
"Ya, Pangeranku, tapi terlebih dahulu aku ingin mengucapkan terima kasih kepada para kurcaci yang telah merawatku selama ini."
Para kurcaci merasa girang. Ternyata gadis itu tidak melupakan mereka. Putri Salju mengajak Pangeran untuk sejenak bermain-main di dalam rumah kurcaci yang mungil dan lucu itu.
Pangeran merasa gembira. Para kurcaci juga merasa senang dan bangga. Saat Putri Salju berpamitan, mereka pun tampak sedih.
Mereka melambai-lambaikan tangan ketika melihat gadis cantik itu berangkat dengan Pangeran. Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran. Mereka hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu, Ratu Elvira yang jahat akhirnya mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi membunuh Putri Salju, Ratu Elvira terjatuh ke jurang yang dalam bersama kereta kudanya.
Sumber: Buku Dongeng Putri Salju
Diceritakan kembali oleh: Yustitia Angelia
Ilustrasi: Ir. Anam
Penerbit: Bintang Indonesia, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar