Diceritakan, Barshiha adalah seorang Ulama yang karena alimnya, selama 200 tahun dalam kehidupannya tak pernah berbuat maksiat, meski hanya sekejab. Diceritakan pula, berkat ibadah dan kealiman Barshiba sampai-sampai para malaikat pun kagum terhadap hamba Allah yang satu ini.
"Apa yang kau herankan terhadapnya. Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang kamu ketahui. Dan sesungguhnya Barshiha adalah dalam pengetahuan-Ku" kata Allah atas kekaguman malaikat kepada Barshiha. Diakhir hayatnya Barshiha yang terkenal karena alimnya itu berbalik menjadi kafir dan masuk neraka selama-lamanya hanya karena minum khamr (minuman keras).
Iblis yang mendengar ramalan itu merasa menemukan kunci kelemahan Barshiha. Dan memang pekerjaan iblislah untuk menggoda manusia agar masuk neraka bersama-sama mereka.
Maka datanglah iblis ke biara Barshiha dengan menyamar sebagai seorang alim dengan mengenakan pakaian zuhudnya berupa kain tenun.
"Siapa kau ini?" tanya Barshiha," dan apa keperluanmu?"
"Aku adalah hamba Allah yang datang untuk menolongmu dalam penyempurnaan mengabdi dan menyembah Allah," jawab iblis.
"Siapa yang hendak mengabdi dan beribadah kepada Allah, hanya Allah yang menolong dan bukan dirimu," kata Barshiha dengan hati yang mantap.
Merasa mangsanya tak termakan oleh bujuk rayunya, iblis melancarkan cara lain. Selama tiga hari tiga malam, iblis menyembah Allah tanpa makan dan minum.
Melihat tamunya beribadah sekhusyuk itu, hati Barshiha mulai goyah. Dia sangat kagum atas kekhusyukan tamunya yang terus menerus beribadah selama tiga hari tiga malam tanpa tidur, makan dan minum sedikitpun. "Bagaimana dia bisa melakukannya. Sedangkan aku yang seperti ini masih tetap memerlukan makan dan tidur bila beribadah kepada Allah," suara mengusik di dalam hatinya.
Didorong rasa penasaran, Barshiha lalu bertanya kepada tamunya, bagaimana dia bisa beribadah sampai sedemikian rupa.
"Aku pernah berbuat dosa, bila teringat dosaku itu aku menjadi tak bisa makan, minum dan tidur," kata iblis mulai melancarkan muslihatnya.
"Bagaimana caranya agar aku bisa beribadah seperti dirimu?" tanya Barshiha yang mulai terpikat oleh taktik iblis itu.
Melihat mangsanya mulai masuk dalam perangkapnya, iblis lalu menyarankan agar Barshiha sekali waktu melakukan perbuatan maksiat kepada Allah, dan kemudian bertobat kepada-Nya. Dengan demikian, Barshiha akan dapat merasakan kenikmatan beribadah setelah mengenang dosanya.
"Apa yang harus kukerjakan ?" tanya Barshiha lagi. Benteng keimanannya semakin goyah.
"Berzina!" jawab iblis spontan.
"Itu tidak mungkin ! Aku tak akan melakukan perbuatan maksiat itu. Sungguh suatu dosa besar!" sahut Barshiha.
"Jika tak mau melakukan itu, membunuh orang saja. Bagaimana?" ujar iblis itu.
"Tidak! Aku tak berani melakukannya. Perbuatan itu sangat dikutuk Allah!"
"Bagaimana kalau minum khamr, yang dosanya lebih ringan?" desak iblis semakin gencar melakukan godaan.
"Aku memilih minum khamr. Tapi, dimana aku akan mendapatkannya?" tanya Barshiha yang telah termakan oleh bujukan iblis itu.
"Pergilah ke desa ini," menunjukkan nama dan tempat yang dimaksud.
Atas saran iblis, pergilah Barshiha menuju desa yang dimaksud. Disana ia bertemu dengan seorang wanita cantik yang berjualan khamr. Ia membelinya dan langsung meneguknya.
Karena tak biasa minum-minuman keras, Barshiha menjadi mabuk, ia kehilangan kontrol. Dengan nafsu ia memaksa perempuan penjual khamr untuk diajaknya berzina. Dan saat ia memperkosa itu, suaminya datang memergokinya. Barshiha menjadi takut dan bingung, dengan gelap mata dipukulnya suami perempuan penjual khamr itu hingga tewas.
Saat Barshiha kepayahan, iblis yang menyamar sebagai orang yang alim itu berubah menjadi orang biasa. Ia melaporkan peristiwa itu ke pengadilan dan Barshiha sebagai terdakwanya.
Oleh pengadilan Barshiha dijatuhi hukuman cambuk 80 kali karena minum khamr, dan 100 kali hukuman cambuk karena berbuat zina atau memperkosa. Sedangkan karena membunuh suami perempuan penjual khamr tiu, Barshiha dijatuhi hukuman gantung sebagai ganti darah.
Saat Barshiha digantung, datanglah iblis menghampiri.
"Bagaimana keadaanmu, Barshiha?" tanya iblis.
"Siapa yang mengikuti ajakan orang jahat beginilah akibatnya," jawab Barshiha menyesali diri.
"Selama 200 tahun aku telah berupaya untuk menggodamu sampai berhasil hari ini dan hingga kau digantung. Aku dapat menolongmu, menurunkan dirimu dari tiang gantungan. Tapi ada syaratnya..." kata iblis itu yang masih saja berusaha memperdaya korbannya.
"Apa syaratnya?" tanya Barshiha.
"Kau harus bersujud padaku."
"Bagaimana aku bisa bersujud padamu, sedangkan leherku terikat tali gantungan?" ujar Barshiha yang sudah kehilangan benteng keimanannya.
"Tak perlu bersusah payah. Kau cukup bersujud dan beriman kepadaku dalam hati saja," kata iblis.
Tanpa pikir panjang lagi, Barshiha bersujud dalam hatinya menurut saran iblis. Maka matilah Barshiha dalam kekafiran menyembah iblis. Masya Allah!
Iblis punya seribu satu cara untuk menggoda manusia, ia tak akan mundur memburu mangsanya sebelum berhasil. Makin teguh iman yang dibujuknya, semakin canggih pula cara yang ditempuhnya. Dengan keuletan iblis itu, jatuh pulalah benteng keimanan Barshiha, manusia alim yang tiada tara.
Sumber: Buku 30 Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Muslim
Penyusun: KidhHidayat, MB. Rahimsyah
Diterbitkan oleh: Mitra Ummat Surabaya
Post Top Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar