Di sebuah lubang, Katie seekor Katak tampak sedang bicara dengan Tesi seekor Tikus.
"Panen padi sebentar agi tiba, tentu perutku akan kekenyangan lagi seperti musim-musim yang lalu." Kata Tesi kepada Katie.
Katie menarik nafas panjang, Dia Sedih.
"Di musim panen itu butiran padi akan kau nikmati. Sedang aku tak dapat apa-apa."ujar Katie
Tesi melamun. Yang dikatakan Katie benar. Jika panen perutnya selalu kenyang. Sementara sahabatnya Katie tidak mendapat apa-apa karena dia tidak memakan padi.
Sinar matahari menerobos ke dalam lubang. Sehingga sebagian lubang menjadi terang.
"Sebetulnya kau berjasa kepada Pak Tani. Kau selalu berdoa minta hujan. Walaupun malam semakin larut."
Katie terdiam. Dia membenarkan ucapan Tesi bahwa warga Katak selalu berdoa agar hujan turun.
Tesi dan Katie keluar dari lubang. Keduanya tak tahan dengan panas yang menyengat. Dari sekujur tubuh mereka tampak keringat bercucuran.
"Aku ada usul," Kata Tesi tiba-tiba. Secercah harapan tampak di wajah Katie.
"Usulmu aku tampung. Coba sebutkan apa usulmu itu?" Tanya Katie penasaran.
Tesi tampak tersenyum sambil memandang ke sawah. Kali ini Katie bingung. Dia menerka-nerka senyum Tesi.
"Berdoalah pada tuhan agar menunda turunnya hujan." kata Tesi kemudian. Katie tertawa terpingkal-pingkal.
"Untuk apa aku melakukan itu?" tanya Katie.
"Agar manusia bersyukur pada Tuhan," Jawab Tesi.
Keinginan Katie terkabul. Hujan tak turun. Manusia berkeluh kesah karena kekurangan air. Udara panas seperti membakar bumi. Bumi pun Kering Kerontang.
"Apa salah kita sehingga Tuhan tidak menurunkan hujan?" Ujar seorang petani sambil menatap ke atas langit.
Tesi keluar dari persembunyiannya. "Pak Tani," Kata Sang Tikus.
"Semua ini karena manusia lupa berdoa pada Tuhan dan mendoakan katak."
"Ketika manusia terlelap, katak selalu beroda agar hujan turun. Tapi manusia lupa mendoakan katak agar dapat makanan."
Para petani bermusyawarh. Mereka khilaf, lupa berdoa pada Tuhan. Para petani sepakat untuk membalas budi Sang Katak. Petak-petak sawah akan diberi air dan ditebar ikan-ikan kecil. Sehingga Katak dapat makan dengan kenyang.
Niat para petani disampaikan Tesi kepada Katie. Wajah Katie menjadi cerah. Dia bahagia manusia mau membantunya.
Akhirnya Katie berdoa pada Tuhan agar diturunkan hujan. Tiba-tiba kelompok hujan datang.
"Rupanya Sang Katak rindu kepada kita. Mari kita datangi Sang Katak," Ujar Kelompok Hujan.
Tidak lama kemudian Sang Hujan turun dengan deras membasahi bumi. Para petani bersorak. Tesi ega Sang Hujan kembali bersahabat dengan manusia. Katie merasa tubuhnya segar. Karena bersahabat dengan Sang Hujan.
"Senang berjumpa denganmu, Katie. Tubuhku sudah berat sekali di atas langit sana," Kata Sang Hujan.
"Terima kasih kembali Sang Hujan. Mudah-mudahan manusia tidak lupa lagi. Mau berdoa kepada Tuhan dan saling tolong-menolong.."
Sementara Tesi tersenyum mendengar perbincangan Sang Hujan dengan Katie. Persahabatan dan kebersamaan memang sangat indah bagi kehidupan.
Sumber: Seri Pengantar Tidur 2
Doa Katie Terkabul
Penerbit Bestari, Jakarta Timur
Post Top Ad
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar