PAGI yang cerah di hari Minggu seperti hari biasanya, Keli si kelinci kecil yang lucu mulai membantu mamanya memungut sisa-sisa wortel yang telah di panen. Keli mulai bosan dengan apa yang telah dikerjakan. Dia kemudian duduk di sudut ladang wortel dekat pondok yang didirikan oleh si pemilik kebun. Ia mulai menatap langit cerah sambil bergumam, "Hmm, kenapa ya kelinci kerjanya cuma memungut wortel sisa panen manusia? Kenapa tidak seperti hewan yang lainnya yang mencari makanan yang berbeda?"
Lama ia melihat langit cerah yang tidak ada awannya. Tiba-tiba ia melihat elang terbang di langit membawa seekor anak ayam. "Kemarin bawa ikan, sekarang bawa anak aya. Huh, enak banget hidup si elang," gumamnya lirih.
Tanpa ia sadari, mamanya memperhatikan semua gerak-geriknya. Mama Keli mulai mendekati anaknya. "Nak, elang itu dikasih tuhan sebuah kelebihan yakni punya sayap, sehingga ia bisa terbang dengan sayapnya dan mencari makanan."
"Tuhan nggak adil ma. Masa elang saja yang dikasih sayap. Kenapa kelinci nggak dikasih sayap juga?" jawab Keli.
"Kata siapa Tuhan itu nggak adil. Tuhan itu adil terhadap ciptaannya. Setiap hewan diberikan kelebihan masing-masing. Elang dikasih sayap untuk terbang, harimau dan singa dikasih taring dan kecepatan untuk berlari juga untuk menangkap mangsanya. Kancil dikasih kecerdasan yang luar biasa sehingga ia bisa memecahkan setiap permasalahan yang ada di hutan." ujar mamanya menerangkan dengan panjang lebar.
"Lalu kelinci dikasih kelebihan apa sama Tuhan ma?"
Mamanya berpikir sejenak. "Kelinci dikasih kelincahan dalam berlari dan juga wajah yang lucu dan manis, Sama kayak Keli."
"Ihh mama, cuma dikasih itu saja? Keli pengen juga dikasih sayap kayak elang, pengen nangkap ayam dan ikan, ingin kayak harimau dan singa yang selalu ditakuti semua binatang di hutan."
Mendengar keluhan Keli, mamanya hanya tersenyum tipis.
Keesokan harinya, setelah memilih wortel di ladang yang berbeda. Keli berjalan di tengah hutan. Tiba-tiba datanglah pemburu. Ia mulai menembak elang yang sedang terbang. Tembakannya tepat mengenai badan si elang. Burung pemangsa itupun tumbang ke tanah. "Ha, ini dia si elang yang mencuri anak ayam saya dan ikan saya yang ada di kolam," gumam si pemburu.
Keli yang ketakutan, bersembunyi di balik pohon tepat di belakang si pemburu.
Setelah menembak elang, pemburu pun langsung memasukkan elang ke dalam karung dan dibawanya. Perjalanan pemburu itu pun dilanjutkan. Karena penasaran, Keli mengikuti sang pemburu dari belakang. Tiba-tiba pemburu melihat harimau. Dia bergumam, "Ini dia harimau yang mencuri kambing saya. "Pemburu itu langsung menembak si harimau. Door, harimau pun mati terkapar.
Karena terkejut, Keli terpeleset dan langsung mengenai tubuh si pemburu. Keli pun takut, takut kalau ia juga akan dibunuh seperti elang dan harimau. Si pemburu bergumam sambil tersenyum. "Ini dia si kelinci yang baik yang telah membantu saya memungut sisa wortel di kebun sehingga saya tidak merasa rugi."
Tiba-tiba si pemburu langsung menggendong Keli sambil menciumnya. "Kau kelinci yang manis, bulumu lembut, kau pantas hidup.
Lalu, si pemburu melepaskan kelinci. Keli berlari sekencang-kencangnya ke rumah. Sesampai di rumah Keli langsung terduduk di tempat tidur. Mamanya heran melihat kelakuan anaknya. Rupanya Keli bermimpi kalau ia bertemu kakeknya, dan kakeknya itu mengatakan, "Apa yang kau lihat hari ini, apakah setelah melihat kejadian hari ini kau masih mau menjadi elang, harimau. Kalau iya, biar saya ubah kau dengan kekuatan."
"Nggak kek, Keli hanya ingin jadi kelinci." Keli pun terbangun dari tidurnya, keringatnya pun bercucuran. Keesokan harinya Keli memungut wortel dengan semangat. Mamanya pun terheran-heran dengan apa yang dilakukan anaknya. Hanya Keli yang tahu bahwa ia bersyukur ditakdirkan sebagai seekor kelinci yang manis dan menjadi kesayangan si pemburu. Ia pun bersyukur kepada Tuhan atas segala kelebihan yang telah dikaruniakan kepadanya.
Sumber:
Harian Padang Ekspress, Minggu 10 Mei 2015
Penulis: Wetri Rahayu
Lama ia melihat langit cerah yang tidak ada awannya. Tiba-tiba ia melihat elang terbang di langit membawa seekor anak ayam. "Kemarin bawa ikan, sekarang bawa anak aya. Huh, enak banget hidup si elang," gumamnya lirih.
Tanpa ia sadari, mamanya memperhatikan semua gerak-geriknya. Mama Keli mulai mendekati anaknya. "Nak, elang itu dikasih tuhan sebuah kelebihan yakni punya sayap, sehingga ia bisa terbang dengan sayapnya dan mencari makanan."
"Tuhan nggak adil ma. Masa elang saja yang dikasih sayap. Kenapa kelinci nggak dikasih sayap juga?" jawab Keli.
"Kata siapa Tuhan itu nggak adil. Tuhan itu adil terhadap ciptaannya. Setiap hewan diberikan kelebihan masing-masing. Elang dikasih sayap untuk terbang, harimau dan singa dikasih taring dan kecepatan untuk berlari juga untuk menangkap mangsanya. Kancil dikasih kecerdasan yang luar biasa sehingga ia bisa memecahkan setiap permasalahan yang ada di hutan." ujar mamanya menerangkan dengan panjang lebar.
"Lalu kelinci dikasih kelebihan apa sama Tuhan ma?"
Mamanya berpikir sejenak. "Kelinci dikasih kelincahan dalam berlari dan juga wajah yang lucu dan manis, Sama kayak Keli."
"Ihh mama, cuma dikasih itu saja? Keli pengen juga dikasih sayap kayak elang, pengen nangkap ayam dan ikan, ingin kayak harimau dan singa yang selalu ditakuti semua binatang di hutan."
Mendengar keluhan Keli, mamanya hanya tersenyum tipis.
Keesokan harinya, setelah memilih wortel di ladang yang berbeda. Keli berjalan di tengah hutan. Tiba-tiba datanglah pemburu. Ia mulai menembak elang yang sedang terbang. Tembakannya tepat mengenai badan si elang. Burung pemangsa itupun tumbang ke tanah. "Ha, ini dia si elang yang mencuri anak ayam saya dan ikan saya yang ada di kolam," gumam si pemburu.
Keli yang ketakutan, bersembunyi di balik pohon tepat di belakang si pemburu.
Setelah menembak elang, pemburu pun langsung memasukkan elang ke dalam karung dan dibawanya. Perjalanan pemburu itu pun dilanjutkan. Karena penasaran, Keli mengikuti sang pemburu dari belakang. Tiba-tiba pemburu melihat harimau. Dia bergumam, "Ini dia harimau yang mencuri kambing saya. "Pemburu itu langsung menembak si harimau. Door, harimau pun mati terkapar.
Karena terkejut, Keli terpeleset dan langsung mengenai tubuh si pemburu. Keli pun takut, takut kalau ia juga akan dibunuh seperti elang dan harimau. Si pemburu bergumam sambil tersenyum. "Ini dia si kelinci yang baik yang telah membantu saya memungut sisa wortel di kebun sehingga saya tidak merasa rugi."
Tiba-tiba si pemburu langsung menggendong Keli sambil menciumnya. "Kau kelinci yang manis, bulumu lembut, kau pantas hidup.
Lalu, si pemburu melepaskan kelinci. Keli berlari sekencang-kencangnya ke rumah. Sesampai di rumah Keli langsung terduduk di tempat tidur. Mamanya heran melihat kelakuan anaknya. Rupanya Keli bermimpi kalau ia bertemu kakeknya, dan kakeknya itu mengatakan, "Apa yang kau lihat hari ini, apakah setelah melihat kejadian hari ini kau masih mau menjadi elang, harimau. Kalau iya, biar saya ubah kau dengan kekuatan."
"Nggak kek, Keli hanya ingin jadi kelinci." Keli pun terbangun dari tidurnya, keringatnya pun bercucuran. Keesokan harinya Keli memungut wortel dengan semangat. Mamanya pun terheran-heran dengan apa yang dilakukan anaknya. Hanya Keli yang tahu bahwa ia bersyukur ditakdirkan sebagai seekor kelinci yang manis dan menjadi kesayangan si pemburu. Ia pun bersyukur kepada Tuhan atas segala kelebihan yang telah dikaruniakan kepadanya.
Sumber:
Harian Padang Ekspress, Minggu 10 Mei 2015
Penulis: Wetri Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar